Berdasarkan sejumlah pandangan yang terpilih dari para ahli dan kritikus sastra dapatlah dikatakan bahwa puisi bersifat koekstensif dengan “hidup” (W.J.G. race, 1965:5) yang berarti bcrdiri berdampingan dalam kedudukan yang sama dengan “hidup” sebagai pencerminan dan krilik atau interpretasi terhadap “hidup”.
Dalam pemikiran aslinya Dr. Smuel Johnson menyebutkan “general nature” sebagai obyek “percerminan”. Dalam hal ini puisi itu sendiri bukanlah sebuah cermin, dalam pengertian ia tidak semata-mata mereproduksi suatu bayangan alam (dan kehidupan), tetapi ia membuat alam itu direfleksikan di dalam bentuknya yang banyak berisi arti (Northrop Frye, 1957: 84).
Secara aktual apa yang dinyatakan oleh penyair dalam puisinya dapat merupakan analogi, koresponden atau mirip dengan alam lahir (external na­ture). Di sini “cermin” tidak semata-mata mereflcksikan alam lahir itu, oleh karena “alam” di sini juga mencakup inleligensi manusia, perasaanya dan cara atau aktivitas manusia itu melihat dirinya sendiri. Tendensi pandangan dalam kritik modern mengenai dalil “pencerminan” tersebut menganggap bahwa puisi sebagai suatu jenis karya seni merupakan “heterokosmos” yakni sebagai “alam kedua”. Dalam memandang sastra pada umumnya dan puisi pada khususnya sebagai pencerminan pengalaman, kita tidak akan berpikir bahwa sastra (puisi) sebagai penyajian norma-norma secara statistik.
Sebegitu jauh sastra/puisi di zaman angkatan Pujangga Baru (tahun 30-an) boleh disebut hanya mengenal atau cenderung kepada minoritas orang-orang berpendidikan menengah dan feodal sebagaimana sastra Eropa Barat di abad pertengahan yang hanya menyuarakan gerak hidupnya kaum bangsawan yang mencari kekuatannya pada tema-tema tertentu saja, misalnya cinta istana.
Namun sastra/puisi Indonesia di kurun 1942 – 1945 mengumandangkan tuntutan masyarakat akan kemerdekaan dan di tahun 1960-an meneriakkan pemberontakan kepada kaum “tirani” dan “despot”. Sedangkan puisi-puisi Gunawan Muhammad atau Sapardi Joko Damono lebih banyak ber-sifat renungan pada pencarian nilai-nilai.

Post a Comment

أحدث أقدم