Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan perpetual.
Metode Persediaan Periodik
Dalam metode periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan.
Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik.
Metode Persediaan Perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.
Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang, 1 Januari Rp 10.000
Pembelian Rp 530.000
Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000
Potongan pembelian Rp 10.600
Pembelian bersih Rp 499.400
Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400
Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember Rp 60.000
Harga Pokok Penjualan Rp 449.400
PERSEDIAAN AWAL
Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang lalu
PERSEDIAAN AKHIR
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metoda periodic harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPosting Komentar