Pengertian
Pelayanan Prima (Excellent Service) menurut
pengertian “ Pelayanan”, yang berarti “usaha melayani kebutuhan orang
lain” atau dari pengertian ”melayani “ yang berarti ”membantu menyiapkan
(mengurus) apa yang diperlukan seseorang”. Dengan Prima atau excellent
yang berarti bermutu tinggi dan memuaskan.
Pelayanan
Prima di Rumah Sakit adalah pelayanan terbaik yang diberikan oleh
karyawan RS untuk memenuhi/bahkan melampaui harapan pengguna jasa rumah
sakit. Dimana harapan ini ditentukan oleh pengalaman masa lalu terhadap
jasa atau produk yang pernah digunakan, Informasi layanan yang diterima
dari berbagai sumber atau janji-janji dan faktor internal dari pengguna
jasa yaitu dari pengguna jasa rumah sakit sendiri.
Unsur unsur melayani prima sebagaimana dimaksud dengan pelayanan umum, sesuai keputusan Menpan No. 81/1993, yaitu (1). Kesederhanaan,
(2). Kejelasan dan Kepastian, (3). Keamanan, (4). Keterbukaan, (5)
Efisien, (6). Ekonomis, (7). Keadilan yang merata, (8). Ketepatan waktu.
Steven Tjong menyatakan bahwa pelayanan prima dapat diartikan sebagai :
- Perbuatan atau tindakan.
- Yang memberikan kepada pelanggan.
- Apa (yang lebih daripada) yang mereka harapkan.
- Pada saat mereka membutuhkan.
- Dengan cara yang mereka inginkan.
Tujuan Pelayanan Prima
- Untuk menimbulkan kepercayaan dan kepuasan kepada pelanggan
- Untuk menjaga agar pelanggan merasa dipentingkan dan diperhatikan
- Untuk mempertahankan pelanggan agar tetap setia menggunakan barang dan jasa yang ditawarkan.
- Untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi kepada pelanggan.
- Untuk menimbulkan keputusan dari pihak pelanggan agar segera membeli barang/jasa yang
- Untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap pelanggan terhadap barang/jasa yang ditawarkan.
- Untuk menghindari terjadinya tuntutan-tuntutan yang tidak perlu dikemudian hari terhadap produsen.
- Untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap pelanggan terhadap barang/jasa yang ditawarkan.
Paradigma pelayanan prima
Menurut
Kotler pelayanan yang bermutu seharusnya tidak saja dilakukan oleh
karyawan lini depan namun juga seluruh jajaran manajer, dengan mengenali
secara pribadi para pelanggan. Bill Marriott dan lainnya beranggapan
bahwa struktur organisasi pelayanan yang berupa piramida, dimana
direktur utama berada di puncak, pelayanan
manajemen ditengah dan petugas lini depan berada dibawah melayani
pelanggan sesungguhnya sudah ketinggalan zaman. Pelanggan seharusnya
diatas yang langsung memperoleh pelayanan petugas lini depan yang
didukung dan diperkuat segenap jajaran manajer menengah dan direktur
dibawahnya. Prinsip tersebut pada hakikatnya adalah membalikkan
pandangan sebelumny (model atau paradigma lama) dimana para birokrat
lebih suka untuk dilayani menjadi lebih suka melayani masyarakat, suatu
paradigma baru yang lebih tepat dalam menyongsong era yang akan datang.
Maka dalam paradigma baru kalau digambarkan berupa piramida terbalik
dimana yang diatas adalah masyarakat atau pelanggan, sedangkan pemimpin
berada pada puncak piramida bawah.
Unsur Pokok Pelayanan Prima
Menurut Barata (2004), pelayanan prima terdiri dari 6 unsur pokok, antara lain :
1. Kemampuan (Ability)
Meliputi
kemampuan dalam bidang kerja yang di tekuni, melaksanakan komunikasi
yang efektif, mengembangkan motivasi dan menggunakan puplic relations
sebagai instrument dalam membina hubungan ke dalam dan keluar organisasi
atau perusahaan.
2. Sikap (Attitude)
Meliputi melayani pelanggan dengan berfikir positip sehat dan logis dan melayani pelanggan dengan sikap selalu menghargai
3. Penampilan (Appearance)
Penampilan (appearance) adalah penampilan seseorang, baik yang bersifat fisik saja maupun
non fisik, yang mampu merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain.
4. Perhatian (Attention)
Pehatian (attention)
adalah kepedulian penuh terhadap pelanggan baik yang berkaitan dengan
perhatian akan kebutuhan dan keinginan pelanggan maupun pemahaman atas
saran dan kritiknya. Meliputi mengamati dan menghargai kepada para
pelanggannya an mencurahkan perhatian penuh kepada para pelanggan.
5. Tindakan (Action)
Tindakan (action)
adalah berbagai kegiatan nyata yang harus di lakukan dalam memberikan
layanan kepada pelanggan. Meliputi mencatat kebutuhan pelayanan,
menegaskan kembali kebutuhan pelayanan, mewujudkan kebutuhan pelanggan,
menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan masih mau kembali setia
untuk memanfaatkan pelayanan.
6. Tanggung jawab (Accounttability)
Tanggung jawab (accountability)
adalah suatu sikap keberpihakan kepada pelanggan sebagai wujud
kepedulian untuk menghindarkan atau menimbulkan kerugian atau ketidak
puasan pelanggan.
Menurut Tjiptono (2008)
pelayanan prima (service excellence) terdiri dari 4 unsur pokok, antara
lain: kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan.
Unsur-unsur
melayani prima, sesuai keputusan Menpan No. 81/1993, yaitu:
kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien,
ekonomis, dan keadilan yang merata.
Pelayanan Prima Bidang Kesehatan
Dalam
instruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.828/MENKES/VII/1999
tentang Pelaksanaan Pelayanan Prima Bidang Kesehatan, dijelaskan bahwa:
Berdasarkan
aspek – aspek kesederhanaan, kejelasan, kepribadian, keamanan,
efisiensi, ekonomis, keadilan, ketepatan waktu, kebersihan, kinerja dan
juga sikap perilaku, maka pelaksanaan pelayanan prima bidang kesehatan
perlu memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
1.Mengupayakan
paparan yang jelas melalui papan informasi atau petunjuk yang mudah
dipahami dan diperoleh pada setiap tempat / lokasi pelayanan sesuai
dengan kepentingannya menyangkut prosedur / tata cara pelayanan,
pendaftaran, pengambilan sample atau hasil pemeriksaan, biaya / tarif
pelayanan serta jadwal / waktu pelayanan.
2.Setiap
aturan tentang prosedur / tata cara / petunjuk seperti yang tersebut
diatas harus dilaksanakan secara tepat, konsisten, konsekuen sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
3. Hak
dan kewajiban pemberi atau penerima pelayanan diatur secara jelas
setiap persyaratan yang diwajibkan dalam rangka menerima pelayanan harus
mudah diperoleh dan berkaitan langsung dengan kepentingan pelayanan
serta tidak menambah beban masyarakat penerima pelayanan.
4.Tersedia
loket informasi dan kotak saran bagi penerima pelayanan yang mudah
dilihat / dijumpai pada setiap tempat pelayanan. Saran yang masuk harus
selalu dipantau dan dievaluasi, bila perlu diberi tanggapan atau tindak
lanjut dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan.
5. Penanganan
proses pelayanan sedapat mungkin dilakukan oleh petugas yang berwenang
atau kompeten, mampu terampil dan professional sesuai spesifikasi
tugasnya. Setiap pelaksanaan pemberian pelayanan dan hasilnya harus
dapat menjamin perlindungan hukum dan dapat dijadikan alat bukti yang
sah.
6. Selalu
diupayakan untuk menciptakan pola pelayanan yang tepat sesuai dengan
sifat dan jenis pelayanan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan
efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaannya.
7.Biaya
atau tarif pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan
memperhitungkan kemampuan masyarakat. Hendaknya diupayakan untuk
mengatur mekanisme pungutan biaya yang memudahkan pembayarannya dan
tidak menimbulkan biaya tinggi. Pengendalian dan pengawasan
pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan cermat, sehingga tidak terdapat
titipan pungutan oleh instansi lain.
8. Pemberian
pelayanan dilakukan secara tertib, teratur dan adil, tidak membedakan
status social masyarakat. Cakupan / jangkauan pelayanan diupayakan
seluas mungkin dengan distribusi yang merata.
9. Kebersihan
dan sanitasi lingkungan tempat dan fasilitas pelayanan harus selalu
dijamin melalui pelaksanaan pembersihan secara rutin dan penyediaan
fasilitas pembuangan sampah / kotoran secukupnya sesuai dengan
kepentingannya.
10. Selalu
diupayakan agar petugas memberikan pelayanan dengan sikap ramah dan
sopan serta berupaya meningkatkan kinerja pelayanan secara optimal
dengan kemampuan pelayanan yang tersedia dalam jumlah dan jenis yang
cukup.
Dimensi Kualitas Pelayanan Prima di Rumah Sakit.
Menurut Burhanuddin Gamrin, SKM dan M. Joeharno, SKM, dimensi pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Petugas
Jumlah
petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang pelayanan kepada
pasien di rumah sakit. Keadaan petugas yang kurang menyebabkan
penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan tidak maksimal dan kurang
memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan. Selain itu,
petugas sendiri akan mengalami kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang
pada nantinya akan menurunkan tingkat kemampuan kerja yang diberikan
petugas kepada pasien di rumah sakit.
2. Ketanggapan petugas (Responsiveness)
Ketanggapan
petugas berhubungan dengan aspek kesigapan dari petugas dalam memenuhi
kebutuhan pasien akan pelayanan yang dinginkan. Tingkat kesigapan dari
petugass kesehatan dalam memberikan pelayanan merupakan salah satu aspek
yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan yang
diselenggarakan.
3. Kehandalan petugas (Reliability)
Kehandalan
berhubungan dengan tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki
petugas dalam menyelenggarakan dan memberikan pelayanan kepada pasien di
rumah sakit. Tingkat kemampuan dan keterampilan yang kurang dari tenaga
kesehatan tentunya akan memberikan pelayanan yang kurang memenuhi
kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap mutu pelayanan.
4. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
Fasilitas
merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga kesehatan dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Keadaan
fasilitas yang memadai akan membantu terhadap penyelenggaraan pelayanan
kepada pasien.
Prinsip Pelayanan Prima di Rumah Sakit
Bentuk
bentuk pelayanan prima yang seharusnya diberikan kepada masyarakat yang
berjumlah puluhan/bahkan ratusan orang setiap hari oleh Rumah Sakit,
secara teknis berbeda satu sama lain. Dari sekian ribu pelayanan itu,
hanya sedikit yang terhitung sebagai pelayanan prima, karena memenuhi
beberapa prinsip, yaitu:
1. Mengutamakan Pelanggan (Pasien)
Pelanggan
(pasien), sebenarnya adalah pemilik dari pelayanan yang diberikan di
Rumah Sakit. Tanpa pelanggan pelayanan tidak pernah ada, dan pelanggan
memiliki kekuatan untuk menghentikan atau meneruskan pelayanan itu.
Mengutamakan Pelanggan diartikan sebagai berikut:
- Prosedur pelayanan seharusnya disusun demi kemudahan dan kenyamanan pelanggan (pasien), bukan untuk memperlancar pekerjaan petugas Rumah Sakit.
Jika
pelayanan ada pelanggan internal dan pelanggan external, maka harus ada
prosedur yang berbeda dan terpisah keduanya. Pelayanan bagi pelanggan
external harus diutamakan dari pada pelanggan internal.
- Jika pelayanan memiliki pelanggan tak langsung selain langsung, maka dipersiapkan jenis-jenis layanan yang sesuai untuk keduanya. Pelayanan bagi pelayan tak langsung perlu lebih diutamakan.
2. Sistem yang Efektif
Proses
pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah system yang nyata, yaitu tatanan
yg memadukan hasil-hasil kerja dari berbagai unit dalam organisasi
Rumah Sakit. Jika perpaduan itu cukup baik, pelanggan (pasien) tidak
merasakan bahwa mereka telah berhadapan dengan beberapa unit yang
berbeda. Dari segi design pengembangan, setiap pelayanan selayaknya
memiliki prosedur yang memungkinkan perpaduan hasil kerja dapat mencapai
batas maximum.
Pelayanan
juga perlu dilihat sebagai sebuah system lunak (soft system), yaitu
sebuah tatanan yang mempertemukan manusia yang Satu dengan yang lain.
Pertemuan itu tentu melibatkan sentuhan-sentuhan emosi, perasaan,
harapan, keinginan, harga diri, nilai, sikap dan perilaku. Agar kita
dapat merebut hati konsumen, proses pelayanan sebagai “soft system”
harus berjalan efektif, artinya mampu mengungkit munculnya kebanggaan
pada diri petugas dan membentuk citra positif di mata pelanggan.
3. Nilai semangat melayani dengan hati
- Semangat sebagai abdi Tuhan.
Ketika
kita melayani orang lain sebenarnya kita sedang melayani para utusan
Tuhan yang dikirimkan secara khusus ke rumah sakit kita. Kita akan
melayani mereka dengan penuh cinta kasih bila kita merasa sebagai hamba
yang dikasihiNya, tanpa merasa kita sebagai hamba yang dikasihi Allah
maka mustahil kita mampu mengasihi orang lain
- Semangattanpa pamrih.
Ketika
melayani, kita harus memberikannya secara tulus. Jangan melayani karena
ada motif-motif tertentu. Memperoleh keuntungan materi, biar lebih
dikenal orang atau keinginan menonjolkan diri. Jadi, ketika ada orang
yang sedang membutuhkan sesuatu, kita berusaha melayani orang tersebut
dengan penuh keikhlasan sebisa kita, bukan semau kita.
- Semangat tidak pilih-pilih.
Pelayanan
yang baik diberikan untuk semua orang tanpa memandang tingkat ekonomi,
jabatan, suku, agama atau jenis kelamin. Kita juga diharapkan tidak
pilih-pilih terhadap pelayanan yang kita lakukan. Meski pelayanan itu
bukan yang disukai tetapi kita tetap mengerjakannya dengan senang hati.
- Semangatmemberi
Melayani
berarti memberikan sesuatu bukan mendapatkan sesuatu. Jangan pernah
berpikir, kita akan mendapat apa dari pelayanan yang kita berikan
lebih-lebih berharap keuntungan. Sebab jika demikian yang terjadi, kita
hanyalah pedagang, yang selalu menghitung untung dan rugi.
4. Perbaikan Berkelanjutan
Konsumen
juga pada hakikatnya belajar mengenali kebutuhan dirinya dari proses
pelayanan petugas Rumah Sakit. Berdasarkan catatan petugas Rumah Sakit,
semakin baik mutu pelayanan yang diberikan, kadang-kadang akan
menghasilkan konsumen yang semakin sulit untuk dipuaskan, karena
tuntutannya yang semakin tinggi dan meluas.
5. Memberdayakan Pelanggan
Memberdayakan
pelanggan berarti menawarkan jenis-jenis layanan yang dapat digunakan
sebagai sumber daya atau perangkat tambahan oleh pelanggan untuk
menyelesaikan persoalan hidupnya sehari-hari. Ketiga jenis pelayanan
diatas memiliki peran yang sama penting dalam menciptakan citra
keprimaan dari seluruh rangkaian proses pelayanan.
6. Pelayanan Menurut Prioritas Pengembangan
Para
petugas Rumah Sakit semuanya sudah memahami bahwa memuaskan pelanggan
memang tidak mudah, dan untuk merebut hati pelanggan perlu melakukan
pengembangan dengan menambah beberapa jenis layanan baru yang lebih
menarik. Hanya saja pengembangan itu perlu terencana dengan baik agar
diperoleh hasil yang optimum. Pelayanan memiliki tingkat-tingkat
prioritas pengembangan sebagai berikut:
Perilaku Pelayanan Prima di Rumah Sakit
1. Self Esteem
: Penghargaan terhadap diri sendiri. Dengan pandai menghargai dirinya
sendiri, akan berpikiran dan bertindak positif terhadap orang lain,
sehingga pandai menghargai pelanggan (pasien) dengan baik.
2. Exceed Expectations
(melampaui harapan) : Memberikan pelayanan dengan melebihi apa yang
diharapkan pelanggan (mematuhi dan melebihi standar) secara konsisten.
3. Ricovery (pembenahan)
: Adanya keluhan pelanggan jangan dianggap sebagai suatu beban masalah
namun suatu peluang untuk memperbaiki atau meningkatkan diri. Apa
masalahnya, dengarkan pelanggan, kumpulkan data, bagaimana pemenuhan
standarnya.
4. Vision
(visi) : Pelayanan yang prime berkaitan erat dengan visi organisasi.
Dengan budaya kerja atau budaya organisasi (Corporate Culture) atau
Budaya mutu (Quality Culture) dalam pelayanan prima, visi, impian akan
dapat diwujudkan sepenuhnya seperti yang diharapkan.
5. Improve
(Perbaikan atau peningkatan) : Peningkatan mutu pelayanan secara terus
menerus (Continous Improvement) dalam memberikan kepuasan kepada
pelanggan agar tidak ditinggalkan. Karena para pesaing ingin berusaha
meningkatkan diri untuk menarik hati pelanggan. Meningkatkan diri dapat
dengan pendidikan dan latihan sebagai modal, membuat standar pelayanan
lebih tinggi, menyesuaikan tuntutan lingkungan dan pelnggan, dan
merencanakan pelayanan yang baik bersama karyawan sejak awal.
6.Care
(perhatian) : Perhatian atau perlakuan terhadap pelanggan dengan baik
dan tulus. Memenuhi kebutuhannya, memperlakukannya dengan baik, menjaga
dan memenuhi standar mutu sesuai dengan standar ukuran yang diharapkan.
7. Empower
(Pemberdayaan) : Memberdayakan agar karyawan mampu bertanggung jawab
dan tanggap terhadap persoalan dan tugasnya dalam upaya peningkatan
pelayanan yang bermutu.
Tindakan Nyata Pelayanan Prima di Rumah Sakit
1. Menyapa dan memberi salam kepada pasien
- Ramah dan senyum manis kepada pasien
- Cepat dan tepat waktu dalam bertindak
- Mendengar dengan sabar dan aktif keluhan pasien
- Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan
- Terangkan apa yang anda lakukan
- Jangan lupa mengucapkan terima kasih
- Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan
- Mengingat nama pelanggan
إرسال تعليق