Menurut Simangunsong MP. (1992 : 3 – 5) untuk menentukan harga pokok produksi, maka langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah :
1. Menentukan satuan hitung produk umpamanya : unit, kg,liter, untuk satuan jasa misalnya jam, tempat duduk, kamar dan lain-lain.
2. Menentukan cara mengumpulkan biaya
Cara mengumpulkannya biaya produksi dapat dilakukan dengan dua metode sebagai berikut :
• Metode harga pokok pesanan : Dalam metode ini biaya dikumpulkan berdasarkan kelompok (satuan) produksi tertentu yang terpisah satu sama lain, sehingga harga pokoknya pun ditentukan masing-masing secara terpisah.
• Metode harga pokok proses : Dalam metode ini biaya dikumpulkan berdasarkan waktu (periode tertentu) misalnya bulanan sehingga harga pokok ditetapkan berdasarkan total biaya dalam periode tertentu dibagi jumlah produk dalam periode yang bersangkutan.
3. Menentukan metode perhitungan harga pokok : untuk menentukan harga pokok produk dalam perusahaan industri terdapat tiga metode sebagai berikut :
a. Metode Kalkulasi Bagi
Dalam metode ini harga pokok satuan dihitung berdasarkan total biaya dibagi total produk.
b. Metode angka-angka pembanding
Dalam metode ini tiap-tiap jenis (type) produk diberi angka-angka pembanding yang dapat ditentukan antara lain berdasarkan harga jual tiap-tiap jenis/type produk.
c. Metode kalkulasi tambah
Dalam metode ini biaya produksi diluar bahan baku dan upah langsung ditetapkan berdasarkan perhitungan/ketentuan tertentu yang ditetapkan sebelum proses produksi untuk tiap-tiap produk.
Dalam penentuan harga produksi terdapat alternatif metode yaitu :
1. Metode Full Costing/ Absorption costingMetode fullcosting menghitung harga pokok produksi dengan memasukkan seluruh biaya produksi pada harga produk keistimewaan Full Costing terletak pada dibedakannya antara Biaya Produksi atau Biaya Pabrik dengan Biaya Priodik atau Biaya non pabrik. Metode ini biasanyaa ditujukan untk pihak eksteren perusahaan.
Adapun formulasi dari metode full costing adalah sebagai berikut :
Biaya bahan baku Rp. XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp. XXX
Biaya Overhead Pabrik (BT) Rp. XXX
Biaya Overhead Pabrik (V ) Rp. XXX
Harga pokok produk Rp. XXX
2. Metode Variabel Costing
Metode alternatif penentuan harga pokok disebut metode harga Variabel Costing adalah metode yang hanya memperhitungkan harga pokok pabrik variable saja yang dibebankan pada produk yang diproduksi.
Metode alternatif penentuan harga pokok disebut metode harga Variabel Costing adalah metode yang hanya memperhitungkan harga pokok pabrik variable saja yang dibebankan pada produk yang diproduksi.
Keistimewaan Variabel Costing terletak pada dibebankannya antaraa Biaya tetap dan Biaya Variabel. Menurut dasar pemikiran Metode Variaabel Costing, Harga pokok produk variable merupakan satu-satunya biaya yang secara langsung terjadi didalam pembuataan produk. Biaya tetap yang ada diperhitungkan sebagai biaya priodik.Metode ini hanya ditujukan untuk pihak interen peursahaan ( Abd. Halim, 1996 : 83 )
Adapun formulasi dari metode variabel costing adalah sebagai berikut :
Biaya bahan baku Rp. XXX
Biaya tenaga kerja ( V ) Rp. XXX
Biaya Overhead Pabrik (V ) Rp. XXX
Harga pokok produk Rp. XXX
Dari kedua alternatif di atas, dapat dilihat bahwa metode full costing untuk biaya tetap maupun biaya variable dibebankan pada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan sebelumnya, sedangkan didalam metode variable costing, harga pokok produksi ditentukan berdasarkan biaya produksi yang bersifat variable. Namun pada dasarnya kedua metode ini hanya membedakan atas perlakuaan biaya overhead pabrik.
Dengan demikian Metode Full Costing (Absorption convention Cost) adalah penentuan harga pokok produksi yang membedakan seluruh biaya produksi, baik yang bersifat tetap maupun variable kepada produk (Mulyadi, 1993 : 137).
Adapun formulasi dari metode variabel costing adalah sebagai berikut :
Biaya bahan baku Rp. XXX
Biaya tenaga kerja ( V ) Rp. XXX
Biaya Overhead Pabrik (V ) Rp. XXX
Harga pokok produk Rp. XXX
Dari kedua alternatif di atas, dapat dilihat bahwa metode full costing untuk biaya tetap maupun biaya variable dibebankan pada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan sebelumnya, sedangkan didalam metode variable costing, harga pokok produksi ditentukan berdasarkan biaya produksi yang bersifat variable. Namun pada dasarnya kedua metode ini hanya membedakan atas perlakuaan biaya overhead pabrik.
Dengan demikian Metode Full Costing (Absorption convention Cost) adalah penentuan harga pokok produksi yang membedakan seluruh biaya produksi, baik yang bersifat tetap maupun variable kepada produk (Mulyadi, 1993 : 137).
3. Metode Full Costing
Biaya Overhead yang bersifat tetap maupun yang bersifat variable dibebankan pada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas normal, atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh kerena itu biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk jadi yang belum laku dijual dan baru dianggap sebagai biaya (elemen harga pokok penjualan) apabila harga pokok produk jadi tersebut telah dijual.
Metode Full Costing menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk terjual, sehingga biaya masih menjadi persediaan dan belum terjual.
Metode Full Costing menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk terjual, sehingga biaya masih menjadi persediaan dan belum terjual.
Posting Komentar