Sejak manusia dilahirkan ke dunia, ia sudah memperlihatkan rasa ingin tahunya. Sebagai pucaknya ketika periode kanak-kanak tiba, rasa ingin tahunya sangat tinggi. Ia selalu bertanya tentang berbagai hal yang ada di sekelilingnya. Rasa ingin tahunya terus berkembang sesuai dengan perkembangan otaknya. Rasa ingin tahu yang dimiliki manusia menuntunnya pada pemerolehan pengetahuan yang semakin berkembang.
         Insting pada manusia selalu berkembang. Tegaknya cara berjalan manusia dengan kepala terletak di atas badan maka perkembangan otak manusia semakin baik. Rasio volume otak manusia relatif lebih besar dibandingkan dengan binatang lainnya yang cara berjalan horizontal dengan emapt kaki. Dalam kondisi otak yang demikian, manusia selalu mempunyai sifat rasa ingin tahu. Dalam benaknya manusia selalu bertanya didorong rasa ingin tahunya baik tentang apa, mengapa, maupun bagaimana.
         lahirlah istilah  budaya manusia. Pada tiap kurun waktu yang berbeda, manusia mempunyai strategi yang berbeda pula dalam menghadapi dunia dan alam sekitarnya.

        C.A. van Peursen membagi strategi budaya manusia menjadi tiga tahap, yaitu tahap strategi budaya mitis, ontologis, dan fungsional
strategi budaya mitis,
                Segala ucapan, perilaku dan tindakannya ditentukan oleh keadaan alam sekitarnya. Ia terpesona oleh dunia ajaib yang ada di sekelilingnya. dalam strategi budaya mitis tidak bisa menjelaskan secara rasional apa yang terjadi di sekelilingnya.
Mitos adalah salah satu bentuk pengetahuan manusia pada jaman strategi budaya mistis adalah. Mitos merupakan cerita atau dongeng yang dibuat-buat yang pada umumnya menyangkut bagaimana manusia beperilaku sesuai dengan kehendak alam.
Pengetahuan pada strategi budaya mitis diperoleh dengan berbagai cara di antaranya :prasangka, intuisi, otoritas, trial and error (coba ralat).
Prasangka berarti sangkaan sebelumnya. Dengan belum terjadinya, sesuatu yang dicoba dijelaskan mungkin benar, mungkin juga salah. Sangkaan masih banyak mempergunakan perasaan daripada pikiran, serta belum ada bukti-bukti yang membenarkannya.

      Intuisi adalah pandangan batiniah yang serta merta muncul mengenai suatu peristiwa atau gejala tanpa dilandasi oleh proses berpikir yang cermat sebelumnya.
Intuisi merupakan bentuk perkiraan yang samar-samar namun bisa menuntun pada suatu keyakinan.
Intuisi benlum tentu benar dalam kenyataannya.
Intuis baru mempunyai nilai kebenaran jika dilakukan oleh orang yang akhli dalam bidangnya. Tetapi sering orang yang bukan akhlinya mencoba berintuisi.
Misalnya pada jaman dahulu sudah banyak orang yang mengetahui tentang perjalanan bintang maupun nama-namanya misalnya rasi bintang Aries, Cancer, Leo dan sebagainya. Banyak orang melakukan berbagai aktivitas kehidupannya didasarkan pada perjalanan bintan ini, misalnya pergi ke laut, bertani, panen, dan sebagainya. Akan tetapi banyak para astrolog mencoba menjelaskan perjalanan nasib seseorang berdasarkan perjalanan bintang itu. Sampai saat ini, kegiatan itu masih dapat kita kita temukan. Hal ini muncul karena keterbatasan pengetahuan manusia tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Di daerah Jawa khususnya dikenal adanya paririmbon.

1.   Otoritas
      Otoritas merupakan cara pemerolehan pengetahuan. Orang yang dianggap mempunyai otoritas merupakan tempat bertanya bagi masyarakat. Pada jaman dahulu kepala suku mempunyai otoritas tertinggi. Segala ucapan dan tindakannya merupakan contoh bagi masyarakatnya.
Otoritas bukan hanya bisa dimiliki oleh kepala suku, tetapi bisa juga dimililiki oleh orang tua terhadap anaknya, dukun terhadap pasiennya, dan sebagainya.
Contoh otoritas pada masyarakat kita di antaranya : anak perempuan dilarang makan pisang sisinya, dilarang makan tunggir ayam, dilarang keluar pada waktu magrib, dilarang duduk di pintu, wanita hamil pada waktu keluar magrib harus membawa gunting, bawang putih, dan sebagainnya.

2.   Trial and error 
      Trial and error (coba ralat) adalah cara pemerolehan pengetahuan. Cara ini merupakan cara yang paling maju dibanding dengan ketiga cara sebelumnya. Dengan mencoba-coba walaupun sering salah, orang sudah melakukna semacam eksperimen dalam metode ilmiah. Banyak pengetahuan yang masih digunakan sampai sekarang merupakan hasil dari trial and error di antaranya penemuan kina sebagai obat malaria, penemuan kopi sebagai bahan minuman, dan sebagainya.
Strategi budaya mitis mencapai puncaknya pada zaman Babylonia kira-kira 700 SM. Pada zaman ini mitos sangat dipercayai kebenarannya karena :
Pertama,  karena keterbatasan pengetahuan manusia.
Kedua, karena keterbatasan penalaran manusia.
Ketiga, karena keingintahuan manusia untuk sementara terpenuhi atau terpuaskan. Dengan adanya jawaban terhadap pertanyaan mereka, rasa ingin tahunya terpuaskan terlepas dari benar atau tidaknya jawaban itu.

Strategi budaya manusia yang lebih maju dibandingkan dengan strategi budaya mitis adalah strategi budaya ontologis (onto=ada, logos =ilmu).
Penegtahuan manusia diperoleh dengan dua cara yaitu dengan mempergunakan rasio atau akal sehat dan kesimpulan yang diambil secara deduksi.
Cara lain untuk memperoleh pengetahuan pada zaman strategi budaya ontologis adalah penggunaan deduksi berupa logika. Logika merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lurus, tepat, dan sehat. Logika yang dipergunakan manusia bersifat kodratiah dan ilmiah. Logika kodritiah merupakan cara berpikir yang spontan dalam memecahkan suatu masalah.

Post a Comment

أحدث أقدم