Surat-surat Berharga
Merupakan bentuk penyertaan sementara atau investasi jangka pendek dalam rangka memanfaatkan dana yang menganggur (idle fund)
Investasi sementara , menghasilkan pendapatan

Sifat Surat-surat Berharga
  • Mempunyai pasar / dapat diperjualbelikan
  • Pemilikan surat berharga tidak dengan maksud menguasai perusahaan lain
  • Memanfaatkan dana surplus . Surat Berharga akan dijual kembali jika dana dibutuhkan untuk kegiatan perusahaan

Surat-surat Berharga
  • Saham
  • Obligasi

Transaksi Yang Berkaitan Dengan Investasi Sementara

  • Transaksi Pembelian SB:

(D) Surat-surat Berharga
(K) Kas
(dicatat sebesar harga perolehan)
Harga Perolehan = harga beli + semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh surat berharga (komisi, fee, bi.transaksi)

  • Transaksi Penerimaan Pendapatan

(D) Kas
(K) Pendapatan Dividen
(jika investasi dalam bentuk saham)
Atau,
(D) Kas
(K) Pendapatan Bunga
(jika investasi dalam bentuk obligasi)

  • Transaksi Penjualan SB:

Jika H.Po > H.Jual 
(D) Kas
(D) Rugi Penjualan SB
(K) Surat-surat Berharga

Jika H.Po < H.Jual
(D) Kas 
(K) Surat-surat Berharga
(K) Laba Penjualan SB

SAHAM
Contoh investasi sementara pada saham
Tgl. 6 Mar 2006 PT. B membeli 1000 lembar saham milik PT. A dengan harga Rp 1.200,- per lembar. Saham tsb mempunyai nilai nominal Rp 1.000,- per lembar. Untuk transaksi itu, perush dibebani biaya komisi broker sebesar Rp 50.000,-
Perhitungan :
H.Beli = Rp 1.200 x 1000 lbr = Rp 1.200.000,-
Bi.Komisi = Rp      50.000,-
Harga Perolehan = Rp 1.250.000,-

Jurnal
(D) SB-Saham PT.A          Rp 1.250.000,-
(K) Kas                                Rp 1.250.000,-

Tgl. 10 April 2006, PT. B menerima dividen tunai sebesar Rp 150,- per lembar
Perhitungan :
Dividen = 1000 lbr x Rp 150,- = Rp 150.000,-
Jurnal :

(D) Kas Rp 150.000,-
(K) Pendapatan Dividen Rp 150.000,-

Tgl. 5 Juni 2006, PT. B menjual semua sahamnya dengan kurs 130% dan berkaitan dengan hal itu, perusahaan dikenakan biaya komisi broker 1%
Perhitungan :
HJ= 130% x 1000 lb x Rp 1.000,- = Rp 1.300.000
Biaya komisi = 1% x Rp 1.300.000,- = Rp      13.000
Hasil Penjualan Saham = Rp 1.287.000
Harga Perolehan = Rp 1.250.000
Laba Penjualan Saham = Rp      37.000

Jurnal :
(D) Kas Rp 1.287.000
(K) SB – Saham PT. A Rp 1.250.000
(K) Laba Penjualan Rp      37.000

OBLIGASI
Perlu diperhatikan : Apakah tgl transaksi bertepatan dengan tgl bunga obligasi atau tidak
Umumnya bunga obligasi dilakukan dua kali dalam setahun
Bunga obligasi dihitung : berdasarkan % bunga x NN obligasi
Contoh investasi sementara pada obligasi (jika pembelian bertepatan dengan tanggal bunga obligasi)
Tgl 2 Apr ’05 Perush membeli obligasi milik PT. X nominal Rp 10.000,- per lembar sebanyak 1000 lbr dengan harga Rp 9.600,- Bunga obligasi 9% (dibayar setiap tgl 1 Apr & 1 Okt)

Jurnal 2 Apr 05 :
                (D) SB-Obligasi PT. X       Rp 9.600.000
                                  (K) Kas                                                                Rp 9.600.000

Jurnal 1 Okt 05 (jika obligasi tetap dipegang maka ada penerimaan bunga)
                (D) Kas                                  Rp 450.000
                                 (K) Pendapatan Bunga  Rp 450.000 (= 9% x Rp 10.000 x 1000 lb x 6/12)

Tgl 3 Okt 05 perush menjual obligasi PT. X dengan kurs 102%
Perhitungan :
HJ = 102% x Rp 10.000 x 1000 lb = Rp 10.200.000
H.Po = Rp   9.600.000
Laba Penjualan = Rp      600.000

Jurnal :
(D) Kas Rp 10.200.000
(K) SB-Obligasi PT.X Rp 9.600.000
(K) Laba Penjualan Rp    600.000

Jika transaksi terjadi antara tgl pembayaran bunga, maka ada bunga berjalan.
Bunga berjalan dihitung dari tanggal pembayaran bunga sebelum transaksi.
Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang dibayar.
Pencatatan bunga berjalan :
                1. Pendekatan Neraca à Piut.Bunga
                2. Pendekatan L/R à Pendptn.Bunga

Contoh :
                Obligasi PT. X pada contoh sebelumnya dibeli pada tgl 1 Juli 05
Perhitungan :
H.Beli = 1000 lbr x Rp 9.600                           = Rp  9.600.000
Bunga berjalan = 9% x Rp 10 juta x 3/12 = Rp     225.000
Jumlah Dibayar                                                 = Rp  9.825.000

Jurnal pada saat pembelian (1 Juli 05) :
Pendekatan Neraca :
                (D) SB-Obligasi PT. X       Rp 9.600.000
                (D) Piutang Bunga                            Rp    225.000
                                (K) Kas                                                  Rp 9.825.000
Pendekatan L/R :
                (D) SB-Obligasi PT. X       Rp 9.600.000
                (D) Pendapatan Bunga  Rp    225.000
                                (K) Kas                                                  Rp 9.825.000

Jurnal pada saat penerimaan bunga ( 1 Okt 05 ) :
Pendekatan Neraca :
                (D) Kas                                  Rp 450.000
                                (K) Piutang Bunga                                            Rp 225.000
                                (K) Pendapatan Bunga                   Rp 225.000
Pendekatan L/R :
                (D) Kas                                  Rp 450.000
                                (K) Pendapatan Bunga                   Rp 450.000
                               
Penjualan Obligasi Tidak Bertepatan Dengan Tanggal Bunga
Bunga berjalan diperhitungkan dalam jumlah yang diterima.
Contoh : Obligasi PT. X dijual pada tanggal 2 Nop 05 dengan harga Rp 9.500,- per lembar
Bunga berjalan: 1 Okt – 2 Nop
 9% x Rp 10 juta x 1/12
Rp 75.000

Perhitungan :
H. Jual = Rp 9.500 x 1000 lb           = Rp 9.500.000
Bunga Berjalan                                 = Rp  75.000
Jumlah Diterima                               = Rp 9.575.000
Bandingkan H.Jual dengan H. Po :
H. Jual                   = Rp 9.500.000
H. Po                     = Rp 9.600.000
Rugi Penjualan     = Rp    100.000

Jurnal :
(D) Kas                                  Rp 9.575.000
(D) Rugi Penjualan               Rp    100.000
                                (K) SB-Obligasi PT. X                    Rp 9.600.000

                                (K) Pendapatan Bunga                   Rp      75.000

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama